Kamis, 03 April 2014

STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP


Pengembangan perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat direkomendasikan pada pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.. Hal ini didasarkan pada pada belum optimalnya pemanfaatan sumberdaya ikan yang terdapat di Kotawaringin Barat dan masih rendahnya teknologi penangkapan maupun teknologi budidaya. Disisi lain potensi lahan untuk budidaya  cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal.
Untuk mensinergiskan rencana pembangunan perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat dengan kebijakan nasional dan kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Kotawaringin Barat, maka orientasi pembangunan perikanan jangka panjang dilakukan melalui peningkatan sumberdaya manusia perikanan dengan strategi pengembangan industriliasi perikanan. Dengan pendekatan seperti ini, maka orientasi pembangunan perikanan tidak hanya pada peningkatan produksi saja, akan tetapi mencakup keseluruhan sistem agribisnis dengan tetap berwawasan lingkungan.
Pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan Kotawaringin Barat masih belum optimal dam masih memungkinkan untuk dikembangkan. Dengan masih belum optimalnya tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan di Kabupaten Kotawaringin Barat, maka masih memberi peluang yang cukup besar untuk mengembanngkan perikanan tangkap di perairan tersebut dengan meningkatkan jumlah dan ukuran unit penangkapannya dan juga memaksimalkan usaha penangkapannya (fishing effort).
Jenis komoditas unggulan yang memberi peluang untuk dikembangkan, berdasarkan beberapa kriteria seperti kontinuitas produksi setiap tahunnya, rata-rata jumlah hasil tangkapan setiap tahunnya yang relatif banyak, harga komoditi yang relatif tinggi, serta ditunjang dengan besarnya potensi stok dan potensi lestari (maximum sustainable yield/MSY) sumberdaya ikan, dan juga tersedianya teknologi penangkapan ikan yang efektif dan efisien.
Komoditas unggulan lokal untuk perairan Kotawaringin Barat adalah jenis udang, demersal, rajungan dan kepiting, sedangkan untuk komoditas unggulan ekspor adalah rajungan.
A.  Strategi Pengadaan Input Produksi
Kondisi pengadaan sarana produksi yang ada dewasa ini, baru mencukupi untuk keperluan usaha nemanfaatan surnberdaya ikan yang terbatas ini, oleh karenanya diperlukan penambahan dan kelancaran pengadaan sarana produksi untuk kepentingan pengembangan usaha pemanfaatan sumberdaya ikan sesuai dengan keperluan dan kebutuhan pengembangan usaha perikanan  di Kotawaringin Barat. Pengadaan input atau sarana produksi yang diperlukan untuk menunjang kelancaran produksi antara lain, bahan alat tangkap, es, bahan bakar (minyak, solar dan oli), air tawar, konsumsi perbekalan anak buah kapal (ABK), suku cadang mesin dan perlengkapan lainnya.
Strategi pengadaan input atau sarana produksi dilakukan dengan cara :
  1. Memaksimalkan sarana produksi yang sudah ada, antara lain pengadaan es.
  2. Membangun sarana produksi yang benar-benar sangat diperlukan antara lain peningkatan kapasitas pabrik es, dan cold storage. Hal tersebut dimaksudkan agar kapasitas yang tersedia sesuai dengan kebutuhannya, sehingga tidak menimbulkan pemborosan atau inefisiensi yang pada akhirnya hanya akan membuat pengusaha menjadi merugi dan gulung tikar.
  3. Mengoptimalkan pasar atau kios-kios pada satu lokasi ( di TPI Kumai) dalam hal pengadaan bahan alat tangkap dan mesin kapal dan suku cadangnya yang diserahkan kepada mekanisme pasar yang ada, pemerintah daerah tetap mendorong agar iklim usaha tetap kondusif.
B.  Strategi Pengembangan Teknologi
Teknologi penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan-­nelayan Kotawaringin Barat sudah relatif baik. Namun demikian ada beberapa jenis alat tangkap yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan agar lebih efektif dan efisien, tetapi ada juga alat tangkap yang tidak mungkin untuk dikembangkan dan tidak efektif lagi. Biasanya secara alamiah, jenis alat tangkap yang tidak efektif dan efisien akan ditinggalkan dan tidak digunakan oleh nelayan dan alat tangkap yang memiliki tingkat kelayakan usaha yang tinggilah yang akan bertambah banyak.
Strategi pengembangan teknologi penangkapan ikan yang diperlukan adalah meningkatkan ukuran/tonase unit penangkapan ikan
Rencana pengembangan teknologi penangkapan, baik untuk alat tangkap maupun jenis atau ukuran kapal penangkap ikan tergantung pada Usaha peningkatan kuantitas: mini purse seine (30-40 GT), jaring insang hanyut (5-10 GT),  trammel-net (5-10 GT).
Penggunaan alat tangkap biasanya disesuaikan dengan tujuan utama dari komoditi atau jenis ikan yang akan ditangkap. Pemakaiannya juga disesuaikan dengan kondisi daerah penangkapan dan musim penangkapan ikan. Jenis jenis alat tangkap ikan yang layak untuk ditingkatkan antara adalah gill net, jaring insang hanyut, mini purse seine, trammel net. Peningkatan ukuran/tonase unit penangkapan ikan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi potensi lestari sumberdaya ikan yang terdapat di Perairan Kotawaringin Barat dan lebih diutamakan menambah jenis alat tangkap yang ramah lingkungan atau memiliki tingkat selektifitas yang tinggi.
C. Strategi Pengembangan Keuangan dan Permodalan
Dukungan keuangan dan permodalan yang handal merupkan salah satu syarat penting dalam pembangunan. Menurut sumbernya, pembiayaan pembangunan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sektor pemerintah dan sektor masyarakat (termasuk swasta). Pembiayaan yang berasal dari sektor pemerintah, terdiri atas :
a)      Pemerintah Pusat, yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Inpres, pinjaman dan bantuan luar negeri.
b)      Pemerintah Daerah, yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) provinsi dan APBD kabupaten yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), bagi hasil pajak dan bukan pajak serta pinjaman daerah.
Sedangkan pembiayaan yang berasal dari masyarakat (swasta) antara lain Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Penanaman Modal Asing (PMA), kredit perbankan dan swadaya masyarakat. Dalam memenuhi sumber-sumber pembiayaan tersebut, strategi yang dikembangkan adalah :
(1)      Mengaktifhan kembali retribusi dan penangkapan lkan dengan mengoptimalkan fungsi Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
(2)      Mendorong pengembangan lembaga keuangan dan perbankan dengan orientasi kredit agribisnis perikanan (agribussines rural banking).
(3)      Menggali sumber-sumber penerimaan dalam. rangka UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun 2004.
(4)      Mengembangkan sistem kredit yang berpijak pada ekonomi kerakyatan secara umum dan agribisnis perikanan secara khusus.
D. Strategi Pengembangan Sumberdaya Manusia
'I'erbukanya peluang berbagai kesempatan kerja sebagai dampak positif pengembangan perikanan di Kotawaringin Barat memerlukan sumberdaya manusia berkualitas yang akan terjun baik sebagai pemilik usaha maupun tenaga herja. Pemilik usaha, (perusahaan) dapat berasal dari propinsi, investor dalam negeri atau luar negeri, sejauh tidak menyalahi kebijakan Pemerintah Republik Indonesia dan sebagai tenaga kerja harus diutamakan angkatan kerja yang berasal dari Kotawaringin Barat.
Dengan mempertimbangkan bahwa kualitas sumberdaya manusia dan angkatan kerja di Kabupaten Kotawaringin Barat masih belum memiliki kualifikasi pasar tenaga kerja, dinilai dari kriteria tingkat pendidikan, keterampilan dan etos kerja (kedisiplinan), maka perlu disusun strategi peningkatan sumberdaya manusia dengan cara :
(1)      Peningkatan kualitas keterampilan penduduk usia kerja sesuai dengan lapangan pekerjaan yang akan dimasuki. Untuk keperluan ini, maka Pemda Kotawaringin Barat perlu menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan keterampilan yang terarah kepada penduduk usia kerja sesuai dengan lapangan kerja yang akan dimasukinya.
(2)      Pengembangan lembaga-lembaga pendidikan dan keterampilan (diklat). Lembaga-lembaga diklat yang dikembangkan, seperti Balai Penyuluhan Perikanan (BPP), Sekolah Menengah Kejuruan Perikanan, bengkel kerja, lembaga perguruan tinggi, atau lembaga konsultan sebagai badan pelatih.
E. Strategi Pengembangan Agroindustri
Mencermati potensi sumberdaya ikan yang terdapat di kawasan Kotawaringin Barat, ditambah dengan kondisi sarana dan prasarana pendukung yang ada dan yang dapat dikembangkan (ditambah kapasitasnya), maka beberapa skenario pengembangan agroindustri perikanan diberikan sebagai berikut :
(1)   Industri Penangkapan
a.           Armada Lepas Pantai
b.          Intensifikasi armada penangkapan pantai
(2)      Industri Penangkapan dan Pengolahan Ikan
a.           Rantai dingin transportasi
b.          Cold Storage
c.           Diversifikasi produk
d.          Hasil samping
(3)      Industri Penunjang
a.           Peningkatan Kapasitas Pabrik Es
b.          Kemasan
Dari skenario pengembangan agroindustri tersebut tampak bahwa parameter yang dipengaruhi atau berpengaruh terhadap semua skenario pengembangan agroindustri perikanan adalah kondisi jalan, sarana transportasi, bahan bakar minyak (BBM), jumlah dan jenis hasil tangkapan serta permintaan produk hasil tangkapan. Meskipun demikian, tingkat berpengaruh atau dipengaruhi dari variabel skenario pengembangan terhadap ketersediaan sarana dan prasarana tidaklah sama. Parameter prasarana jalan, sarana transportasi, BBM, air tawar, basil tangkapan, permintaan produk, berpengaruh terhadap semua skenario pengembangan agroindustri perikanan. Ketersediaan BBM dan sarana tangkap sangat mempengaruhi skenario pengembangan industri penangkapan ikan (baik intensifikasi penangkapan ke laut lepas maupun intensifikasi armada penangkapan yang ada). Namun demikian, parameter sarana tangkap ini juga merupakan komponen yang paling sedikit berpengaruh atau dipengaruhi oleh skenario pengembangan industri penanganan atau pengolahan ikan dan industri penunjangnya. Kondisi ini bertolak belakang dengan parameter pasar, dimana skenario pengembangan industri penangkapan hanya sedikit berpengaruh atau dipengaruhi secara tidak langsung.
F.  Strategi Pengembangan Pemasaran
Dengan memperhatikan bahwa pengembangan Kawasan Perikanan Laut Kotawaringin Barat mengacu pada sistem agribisnis, maka pemasaran dan perdagangan hasil produksi merupakan salah satu sub sistem yang harus dikembangkan setara dengan sub sistem agribisnis perikanan lainnya. Pengembangan sub sistem pemasaran ini tidak hanya terbatas pada produk unggulan terindentifikasi (udang, elasmobarnchi, rajungan, dan kepiting), tetapi harus menjangkau hasil tangkapan nelayan di luar komoditas unggulan.
Pengembangan pemasaran hasil perikanan tidak hanya tertuju untuk merangsang produksi dan produktivitas nelayan, tetapi juga untuk mendongkrak harga jual nelayan dengan harapan dapat memperbaiki kesejahteraan nelayan.
Masalah pemasaran hasil perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat  tampaknya banyak dialami oleh pihak nelayan. Oleh karena itu strategi pengembangan pemasaran difokuskan pada peningkatan harga jual hasil tangkapan nelayan.
Strategi pemasaran yang terkait dengan produk adalah:
(1)      Peningkatan volume dan penanganan kualitas ikan pelagis dan demersal.
(2)      Perluasan diversifikasi pemanfaatan ikan pelagis kecil dan demersal untuk meningkatkan permintaan akan jenis ikan tersebut.

Strategi yang terkait dengan distribusi fisik :
(1)      Mempertahankan wilayah pasar yang sudah ada.
(2)      Penambahan pengusaha pengelola (penampung).
(3)      Pengoperasian sistem distribusi rantai dingin.

Strategi yang terkait dengan sarana penunjang:
(1)      Pembentukan sistem informasi pasar.
(2)      Peningkatan sarana untuk mempertahankan kualitas ikan (air bersih, es, bahan dan alat kemas).
(3)      Penambahan alat pengangkutan.
(4)      Pembangunan alat penampungan sementara (gudang).
G. Strategi Pengembangan Peraturan dan Kebijakan
Dengan adanya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang mengisyaratkan adanya otonomi daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, maka peluang daerah untuk memiliki kewenangan dalam pemberian ijin dan memperoleh bagian penerimaan sangat besar. Strategi kebijakan perikanan masih bersifat arahan umum yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
(1)      Salah satu kendala yang sering dikeluhkan oleh para investor atau calon investor adalah aspek institusi dan hukum dalam kegiatan bisnis di Indonesia. Secara umum adalah ruwetnya birokrasi perijinan dan banyaknya aturan hukum yang membingungkan. Adanya kedua kendala ini sering kali menciptakan ekonomi biaya tinggi, dimana pengeluaran biaya transaksi (transaction cost) menjadi mahal. Oleh karenanva strategi minimalisasi biaya transaksi diperlukan.
(2)      Dalam menunjang peluang dan iklim investasi adanya paket insentif dan disinsentif termasuk salah satu daya tarik minat investor.
(3)      Segala hentuk perijinan investasi seyogyanya melalui satu badan/instansi untuk memudahkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.
(4)      Melakukan pengaturan, pengendalian dan penerbitan perijinan di bidang perikanan sesuai dengan UU No. 31/2004 tentang Perikanan dan peraturan/ketentuan lainnya yang berlaku.

H. Strategi Pengembangan Prasarana dan Sarana Perikanan
Pengembangan sarana dan prasarana perikanan diarahkan untuk melengkapi dan meningkatkan fasilitas dasa.r,  fungsional, dan pengadaan fasilitas penunjang, untuk lebih meningkatkan dan memantapkan kegiatan operasional dan pelayanan jasa Pelabuhan Perikanan/Pangkalan Pendaratan Ikan Kumai, dalam rangka menunjang pengembangan Kawasan Perikanan Laut Kabupaten Kotawaringin Barat.
Pengembangan sarana dan prasarana perikanan dilakukan secara komprehensif dan bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah maupun Pusat. Adapun jenis fasilitas yang akan dikembangkan meliputi :
(1)      Pembangunan fasilitas darat untuk melengkapi fasilitas fungsional meliputi balai pertemuan nelayan dan dock/slipway.
(2)      Peningkatan fasilitas fungsional yang meliputi: perluasan PPI, bangunan/ bangsal processing ikan, toilet umum, bengkel/workshop, rumah genset, tangki dan kios BBM, instalasi air bersih (tangki dan menara air berikut jaringan distribusinya), instalasi pengolahan air limbah, penambahan jaringan listrik, jaringan jalan dan drainase kompleks.
(3)      Peningkatan dan penataan kembali fasilitas penunjang yang meliputi: poliklinik, kantin, rumah dinas kepala pelabuhan, rumah dinas staf pelabuhan, mess karyawan dan rumah jaga.

Sasaran yang ingin dicapai dari pengembangan sarana dan prasarana perikanan ini antara lain adalah sebagai berikut:
(1)      Peningkatan dan penyempurnaan fasilitas fungsional yang memadai untuk untuk meningkatkan kegiatan operasional Pelabuhan Perikanan/Pangkalan Pendaratan Ikan Kumai.
(2)      Tersedianya fasilitas penunjang yang memadai untuk meningkatkan kegiatan          operasional       Pelabuhan Perikanan/Pangkalan Pendaratan Ikan Kumai.
(3)      Meningkatkan volume produksi ikan di Pelabuhan Perikanan/Pangkalan Pendaratan Ikan Kumai.
(4)      Meningkatkan pendapatan nelayan di sekitar Pelabuhan Perikanan/ Pangkalan Pendaratan Ikan Kumai melalui peningkatan pelayanan jasa pelabuhan.
(5)      Menyediakan lapangan kerja khususnya bagi keluarga nelayan di sekitar Pelabuhan Perikanan/Pangkalan Pendaratan lkan Kumai, melalui pengembangan usaha perikanan.
(6)      Menunjang pengembangan Kawasan Perikanan Laut Kabupaten Kotawaringin Barat.
Untuk merealisasikan rencana dan mencapai sasaran pengembangan diatas, diperlukan strategi sebagai berikut :
(1)      Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat perlu melakukan koordinasi dengan Pemeriatah Daerah Propinsi Kalimantan Tengah dan Pemerintah Pusat tentang kelangsungan pembangunan Pelabuhan Perikanan/Pangkalan Pendaratan Ikan Kumai khususnya dalam hal penyediaan dana.
(2)      Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam hal pengaturan program pembangunan infrastruktur guna menunjang pengembangan Pelabuhan Perikanan/Pangkalan Pendaratan Ikan Kumai.
(3)      Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat mengusahakan perluasan lahan/areal Pelabuhan Perikanan/Pangkalan Pendaratan Ikan Kumai.
(4)      Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat menyiapkan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia untuk pengelolaan Pelabuhan Perikanan/Pangkalan Pendaratan Ikan Kumai.
(5)      Menciptakan iklim usaha perikanan yang kondusif da1am rangka mendukung pemanfaatan sumber daya perikanan ekonomis penting dan bernilai ekspor sampai tingkat optimal lestari.
(6)      Mengupayakan tersedianya bahan baku untuk industri perikanan, yang terjamin kualitas dan kuantitasnya secara berkelanjutan.
(7)      Membina Koperasi perikanan untuk dapat berperan aktif da1am pembangunan yang semakin meningkat dan mandiri.
(sumber : Rencana Tata Ruang Pesisir dan Laut Kabupaten Kotawaringin Barat)

POHON NYATU

 Sambal sebagai pelengkap makanan sebelum berangkat ke hutan
 Kelotok/perahu yang digunakan
 memasak nasi sebagai bekal di hutan
hanya satu pohon nyatu yang tersisa mudahan ada program pelestariannya
(Desa Panahan Kobar Kalteng)